Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Pages

Kamis, 09 Oktober 2014

Tengok Sisi Lain “Madrasah”-Kami



(Nila Firdausi/ NilaGibran)
Angan hati sulit ditebak
Bukan hitam atau putih
Bukan bunga yang harum semerbak
Bukan layaknya atlit terlatih
Aku disini bukan apa
Mengenal sudut ruangan saja belum
Masuk disini ... aku masih asing
Banyak setan “Penyesalan” yang sering menyambangi
Tapi aku telah disini ... duduk, dan terlajur “Menghuni”
Yah, coba ... saya pelajari dari segi lain dari semua ini
Berlagalah aku dengan kegiatan yang ada
Mungkin sedikit demi sedikit jawaban itu ada
Tempat ini sangat berbeda dengan yang kududuki sebelumnya
Nampak serasi dengan segala peraturan ketatatnya
Sangat islami dengan segala metode pengajarnya
Sangat demokratis terhadap “Aku” yang hanya “Pelajar”
Aku mulai mencintai “Sekolah” ini
Dan sangat mencintai dari sisi apapun
Bukan yang unggul yang dicetak
Tapi unggul dan mampu menggebrak dunia
Dan itu calon jejaka-jejaki ibu pertiwi
Namun sudah tuanya “Madrasahku ini”
Tidak setua semangat santrinya menghormati
Lamat-lamat, semua gerak merapat
Dengan langkah berjama’ah menjunjung “Milad”-nya
Disinalah kutemui ... duniaku dunia kalian jua
Dari jabatan bawah sampai jabatan tinggi,
Merapatkan hati menyandingkan pundak
Untuk kami Madrasah kita !

Gerombolan Pasukan “Milad”



(Nila Firdausi/ NilaGibran)

Layaknya kopi panas yang mengepul
Semanis kawan yang mengumpul
Berjamaah tersenyum simpul
Bergantian menyampul
Sedikit demi sedikit gerombolan ini,
Mulai bekerja dengan porsinya
Seindah kebersamaan semut dalam sarangnya
Demi satu kata dalam acara mereka ... “Milad”
Lain dari orang lain ...
Memanglah, banyak sisi berbeda disini
Tapi aku cinta perbedaan
Lagi pula tanpa perbedaan,
Mungkin gurih asam hidup tak tercicipi
Dan itu terealisasikan disini
Semua bergandeng dan menyamakan presepsi
Untuk “Milad” yang teriklar dimasing-masing pundak
Dengan harga beragam di kumpulkan acak
Tapi lurusnya hati tetap melekat
Perwujudan cinta terhadap sosok “Madrasah”
Pekik, lagi-lagi menggema disini
“Dan semoga yang terbaik untuk Madrasah-ku”

Belajar Dari Botol



(Nila Firdausi/NilaGibran)
Jati diri ...
Bagaikan botol yang harus diisi
Entah dengan apa, sesuka hati
Tapi, pernahkan kita memperhatikan sedikit saja
Apakah massanya sanggup menampungnya
Sedikit saja, kita memperhatikan kesanggupan sang botol
Mungkin kita yang tolol
Atau sekedar hidup, tanpa perduli arah kemana
Semau tangan yang semena
Persetan hidup yang lalu
Perduli dengan sekarang,
Jika kita mau untuk sekedar flashback
Yang orang lain tidak bisa menebak
Didalam dan lebih dalam hati
“aku ingin apa ?” “aku mau jadi apa?”
Mungkin memangharus terbentur,
Batu mungkin! kemudian sadar ...
“Oh, masih banyak orang yang harus tersenyum melihatku ...”
Bukan dari mereka, tapi jati dirimu !
Kemudian langkah dimulai dari kanan,
Meski penuh dengan tekanan
Atau sedikit saja pujian,
Setidaknya ada yang namannya tulusnya sapaan ...
Lalu sadarlah hamba itu
Botol butuh ruang untuk mengatup
Bukan tertutup, atau kosong
Tapi ruang yang tepat, dengan orang-orang yang tepat
Untuk sekedar memahami,
Apa maunya dunia ini
Bukan kita sendiri yang memakai dunia
Tapi, banyak mimpi orang lain yang masih dalam asa ...

TIPS GO-GO KIL-KIL MENGHADAPI GURU PPL


1.      Saat terdengar dentuman kakinya dari balik pintu, usahakan jangan sok kaget, atau takut-takut bahwa guru PPL membawa boomerang buat siswa yang bandel. Karna itu alay. Oke !
2.      Bersikaplah ramah, usahakan tersenyun-senyum saat guru PPL mencoba memperkenalkan diri. Karna itu sebagian dari carmuk (cari muka), what ?
3.      Tanya hal yang penting dan asik didengar mengenai biodata guru PPL yang lagi introduce. Supaya kelas terasa hidup dan nggak krik-krik-krik. Bisa, lahir jam berapa? Operasi atau natural? Riwayat penyakit bengek ada nggak? Punya suami/istri berapa? (nepuk jidat)
4.      Usahakan dimeja guru disiapkan tisu. Yang banyak ya! Soalnya, orang yang baru ngajar biasanyakan nerves. Biasalah liat murid MAN 2 yang kece-kece, manis-manis (kresek-kresek mana kresek ??? :D)
5.      Jangan lupa juga balsem (nah lo ???), nggak sih, buat yang pada ngantuk kalo denger penjelasan guru PPL yang terkadang ada yang pelan, atau like lagu melankolis. Balsemin tuh bagian bawah mata. Syukur-syukur kalo matanya juga. #don’t try at home (huhuhu)
6.      Ini yang penting banget. Jangan diem aja kalau nggak bisa dengan pelajaran yang baru diterangkan/ dijelaskan guru PPL. Please jujur aja. Entar kalo kamu pendam~~~ bisa-bisa jadi bisul. Ati-ati lo~~huHAhaHA!
7.      Juga jangan percaya, jika guru PPL bermodus memberi hadiah permen kalo kalian bisa ngejawab pertanyaannya. HARGA DIRI DONK. CUMA PERMEN TAHU’. Tapi jangan nolak jika dikasih mobil. (tetep ngarep) :p
8.      Bagi cewek-cewek. Ati-ati. Kebanyakan guru PPL pengen tampil sebaik mungkin dalam hari pertama dan seterusnya magang. Biasanya yang cowok tampil sekeren mungkin. Jadi jangan genit, jelalatan atau rela nggak kedip saat diajar. Nyadar guru itu nggak bakal mau sama kamu yang titttt done!
9.      Hargai seberapa keras atau lirih suara guru PPL. Atau seberapa enak enggak di ajarnya. Karna bakal illfeel juga kalo kita yang jadi mereka lalu nggak dianggep sama muridnya. (#intropeksidiri)
1.  Ini juga penting. Jangan dan please jangan pasang jebakan buat guru PPL like film Bobo Hoo Jepang. Karna itu sangattt sangatt~~~ KREATIF SEKALI. Setelah akhirnya kalian bakal di pentung satu-satu oleh kepala sekolah karena KDKBM (Keekerasan Daalam Keegiatan Beelajar Meengajar) o.O ???
1.   Yang terakhir. Baca hamdalah bersama-sama jika pelajaran telah usai. Dan please anak alay, jangan naik bangku, joget-joget Sesar, apalagi yang cewek joget itik. Iya iya penderitaan telah usai, tapi please itu FRONTAL BANGETT. Lebih baik tumpengan aja. Oke!!!
( Nila Firdausi Nuzulah/X.C/MDJ_crewIJA )


KAPAN START DAN FINISH-NYA KESABARAN ?




Saya pribadi sering mendengar kata yang namanya ‘SABAR’. Seberapa atau seperti apa orang yang dikatakan sabar itu. Atau karna penderitaan yang diperolehnya ? saya anggap itu tidak adil. Mengapa orang yang penderitaannya banyak dikatakan sabar. Orang yang beradapun juga bisa dikatakan sabar ! begitulah definisi sabar menurut sepengetahuan dan pengalaman saya.
Allah Swt tidak akan menguji seorang hambanya jika hambanya tersebut tidak kuasa menanganinya. Dalam contoh lain ini seperti kegiatan MOG yang diberikan sebelum masuk sekolahnya yang dituju. Dan sebenarnya kegiatan itu bukan untuk menyiksa peserta didik, melainkan menguji dan menumbuhkan mental baik secara fisik maupun psikologi terhadapnya. Percayakah anda, bahwa lebih dari itu yang Allah berikan terhadap kita yang dapat melalui cobaannya ? Allah mengangkat derajat hambanya tersebut !
Oke, dalam bahasa santainya, kita tidak dapat merasakan dampak dari derajat yang Allah berikan. Jangan salah faham ! bukan kedudukan dalam dunia yang dimaksudkan, melainkan kedudukan kita esok di akhirat. Bukan hanya itu. Saya membuktikan sendiri, Allah tidak selalu membuat seorang hambanya dalam cobaan terus dalam hidupnya. Allah hanya ingin melihat seberapa tangguhnya hambanya itu menghadapinya sebelum Dia memberi hal yang lebih, dalam arti surprise kepadanya. Jadi bukan asal-asalan Allah memberi cobaan tersebut, melainkan menunjukan jalan goresan terindah kepada hambanya tersebut.Sedikit cerita pribadi saya tolehkan dalam tulisan saya ini. Agar apa? Agar anda percaya bahwa Allah itu penyayang umatnya.
Suatu ketika saya duduk dibangku SMP. Saat itu saya diberikan fasilitas course bahasa inggris. Sebelumnya saya memang berminat mengikuti bimbingan belajar tersebut karna SMP saya adalah SBI. Setelah sekitar 1 tahun saya mengikuti bimbinga tersebut, rasa kasihan timbul dibenak saya. Bisa dikatakan kursus saya mahal dalam arti hanya satu pelajaran saja. Saya mulai berpikir untuk mengstop eles saya dan memilih eles ditempat yang lebih efisien. Niat tersebut urung saya lakukan, dan saya masih eles seperti biasa. Suatu hari setelah pulang eles saya merasa, “Kayagnya aku lama enggak bayar SPP ya?”. Setelah itu saya langsung geledah tas yang biasa saya pakai eles, saya takut jikalau ternyata saya telat membayar SPP dan menumpuk-numpuk sementara SPP saya lumayan mahal. Saya merasa bergetar setelah menemuai SPP saya nunggak 3 bulan dengan awal bulan saat itu. Saya bingung tidak karuan. Bagaimana saya menjelaskan kepada orantua, sementara saat itu orangtua saya sedang krisis uang. Saya jelaskan juga, bahwa keluarga saya adalah keluarga seorang buruh dan wirausaha kecilan yang kadang memiliki uang lebih untuk makan dan juga kadang uang yang sangat pas-pasan untuk makan. Kadang saya pernah merasa miris saat krisis dalam keluarga saya, ibu lari kesana kemari mencari hutangan karna saat itu ayah saya belum transfer uang dan sedang sulitnya. Saya kembali memutar otak, pikiran saya langsung pada ibu dan ayah, wajah beliau sang pekerja keras.
Dengan sergap, saya tutup pintu kamar dan saya pegang kartu SPP dengan tetesan air mata saya meresapinya. Didompet saya hanya ada uang 35.000,00 yang hanya cukup untuk membayar 1 bulan SPP. Kemudian ide menghutang pun teramandemen. Saya sms beberapa teman akrab saya untuk saya mintakan bantuannya. Teman pertama mau membantu tapi saya rasa dia agak membelit, bukan tidak mau. Lalu berlanjut keteman ke-2, saya agak malu karna memang yang satu ini adalah anak orang kaya, pintar, tapi agak tomboi, tapi dia juga sangat baik kepada saya. Secuil harapan melingkari wajah saya yang sebelumnya deras air mata. Setelah itu saya mengerjakan sholat maghrib dikamar,dengan rasa malu saya curahkan semuannya kepada Allah yang selalu mendengar cerita hambanya. “Ya Allah, sebenarnya diri ini tidak mau menghutang tapi apa daya hamba benar-benar tidak punya tambahan uang. Ya Allah, hamba mohon bantuanMu, berilah rizki kepada hamba, entah berasal dari mana, meski kini hamba bukan pekerja”. Kemudian sujudlah saya dan basahlah sajadah yang saya kenakan dengan air mata yang deras.
Keesokan harinya bibir ini seperti canggung menagih bantuan dari teman yang mau mengulurkan bantuannya kepada saya. Raut wajahnya santai, itu setiap hari. Dan dia juga tidak menyerahkan uang yang akan saya pinjam yang sebenarya saya akan memintanya hari itu. Akhirnya dorongan naluri saya mengatakan tidak akan meneruskan jalan ini. Akhirnya saya bayarkan uang SPP 2 bulan saja, 1 bulan uang dari orangtua 1 bulan dari uang saya pribadi, dan saya putuskan untuk meminta uang SPP berikutnya diakhir bulan agar orangtua juga tidak terbebani. Selang beberapa minggu, sekolah saya mengadakan study tour kelas 8. Namun satu kelas saya yang akan ikut hanya 1 anak dan dia adalah anak guru di sekolahn saya. Saya ingin ikut karna itu untuk menambah pengalaman. Lagipula biaya tersebut berasal dari uang tabungan yang dibayarkan bersama SPP sekolah, sehingga tidak mengeluarkan uang lagi cukup uang saku saja. Akhirnya satu kelas hanya 2 anak yang ikut. Saya dan teman saya yang pertama dulu saya mintai bantuan. Saya berangkat diberi uang saku yang saya rasa lebih dari cukup bagi saya, karna kebetulan saat itu ayah pas mengirimkan transferan uang dan ada rizki lebih dari usaha keluarga sehingga saat itu materil keluarga normal kembali malah lebih. Tetapi saya berpesan kepada ibu bahwa jika uangnya sisa akan saya kembalikan soalnya uang kiriman tersebut biasa ayah kirim untuk kebutuhan 1 bulan keluarga kami lagipula saya tidak suka berfoya-foya atau membeli sesuatu seperti oleh-oleh terlalu berlebihan (ayah saya bekerja sebagai buruh di luar negeri). Saat masuk bus yang akan saya kendarai untuk study tour, saya duduk bersebelahan dengan teman saya itu. Orangtuanya akhir-akhir ini dekat dengan saya dan kenal pula. Saya sering main dan kerja kelompok dirumahnya jadilah saya akrab dengan orantuannya, saya dengannya bisa dikatakan sahabat karna dia banyak membatu saya juga selama ini. Tiba-tiba dia mengeluarkan beberapa lembar uang 50.000,00-an dari sakunya. Dan mengatakan bahwa uang itu titipan dari ayah ibunya untuk saya sebagai uang saku. Saya kaget bukan kepalang. Mendapatkan uang sebanyak itu. Saya sempat menolak uang tersebut saat disodorkan kepadaku. Tapi dia tetap memaksa dengan alasan ‘pesan dari orangtuannya’. Dalam hati saya sangat bersyukur. Dan berulang-ulang mengucapkan terimakasih.
Inilah gambaran kecil yang pernah saya alami. Bukankah itu sebuah bukti bahwa Allah itu selalu membuat kejutan bagi hambanya yang mau bersabar. Jadi kapan itu start-nya sabar ? jawabnya adalah saat seorang tersebut mau berkorban baik perasaan, materil ataupun apa itu bentuknya dan berusaha mengubahnya dengan tindakanya sendiri, berdo’a dan juga selalu percaya bahwa pertolongan Allah selalu datang entah itu kapan.
Dan kapan finish-nya sabar ? yaitu disaat tangan dan tindakan kamu bergerak tanpa lelah  beruasaha mengubah apa itu cobaanmu dan berdo’a memasrahkan diri kepadanNya entah seketika atau beberapa jeda kemudian Allah menunjukan kuasannya menunjukanmu surprise-Nya dan engkau mensyukuri apa yang tlah engkau dapatkan darinya.
Subhanalloh, Maha Besar Allah

                                                                                                                                TULUNGAGUNG, 13/5/2012
                                                                                                Nila Firdausi Nuzulah (umur 14 tahun)